Menyajikan Informasi Tentang Lifestyle, Entertainment, dan Komunitas

Selasa, 24 November 2020

Sejak Akhir Maret, Toyota Indonesia Minta Pabrik Kurangi Produksi

 

Perakitan badan mobil di Pabrik Karawang Plant II PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Kamis 8 Desember 2016.

Perakitan badan mobil di Pabrik Karawang Plant II PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Kamis 8 Desember 2016.

TEMPO.COJakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) menyatakan telah mengirimkan pesan kepada pabrikan pada akhir Maret untuk memangkas produksi guna mengurangi penumpukan stok di level distributor mengingat pasar yang sangat tertekan oleh dampak pandemic Covid-19.

Anton Jimmy Suwandy, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM)—agen pemegang merek Toyota di Indonesia, mengatakan pasar mobil mengalami pelemahan pada Maret dan diperkirakan berlanjut pada April-Mei dalam level yang lebih parah.

“Kami sudah kurangi pasokan ke dealer karena pasar yang melemah sejak Maret. Akhir Maret kami memberikan pesan ke pabrik untuk potong produksi pada April-Mei,” katanya.

Pada saat yang sama, Toyota Astra Motor menahan pasokan di tingkat distributor agar stok produk di dealer tidak menumpuk. Dia memastikan tidak banyak pasokan ke dealer sehingga penjualan ritel pada April akan sangat kecil.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah memangkas aktivitas pabrik hingga separuhnya mulai pekan terakhir Maret, yang dilanjutkan dengan penghentian produksi sepenuhnya mulai 13 April 2020.

“Penutupan pabrik bertujuan mengantisipasi penurunan permintaan dalam negeri dan ekspor, serta kondisi pasokan komponen,” kata Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), produksi Toyota pada kuartal pertama 2020 tercatat naik 4,4 persen menjadi 123.207 unit.

Pada saat yang sama, ekspor juga tercatat naik 2,5 persen menjadi 20.288 unit, sedangkan wholesales turun 2,5 persen menjadi hanya 75.363 unit. Impor juga turun 18,7 persen menjadi hanya 5.157 unit.

Adapun penjualan ritel pada kuartal pertama 2020 juga mengalami pelambatan 12,5 persen menjadi 66.599 unit setelah penjualan ritel pada Maret terperosok 36 persen menjadi hanya 17.787 unit. 

“Penjualan pada April makin melemah. Sangat kecil dari biasanya. Ini yang kami proyeksikan,” kata Anton.

BISNIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar